Ditulis Oleh: Andriasih Sachum
Bahagia itu sederhana. Salah satunya membuat orang tua tersenyum dan bangga melihat anaknya bahagia.
Satu per satu nama pemenang dibacakan oleh panitia. Dada Sienta tak henti bergetar. Tidak biasanya Sienta merasakan hal seperti ini. Ia selalu siap menerima apa pun perlombaan. Begitu melekat pesan Bapak dalam dirinya.
“Juara ketiga diraih oleh Rian Adi Saputra dari kelas 3C,” seru panitia membacakan hasil lomba karya ilmiah.
“Juara kedua diraih oleh … siapa kira-kira?” Kembali panitia menggoda penonton.
“Sienta Raihan dari kelas 3A …” lanjut panitia.
Terkejut luar biasa Sienta mendengar namanya disebut. Tepuk tangan dan ucapan selamat dari teman-temannya membuyarkan lamunannya. Sienta ingin segera pulang.
“Asalamualaikum …” ucap Sienta dengan wajah berbinar.
“Waalaikumsalam ….” Terdengar jawaban dari dalam rumah.
Kaget bercampur bahagia Sienta mendengarnya.
“Ah … itu pasti Tia,” gumam Sienta.
Tia adalah sepupu yang satu sekolah dengan Sienta. Semua memberikan selamat kepada Sienta atas prestasi yang diraihnya. Tak lupa Sienta memeluk bapaknya yang duduk di kursi dengan bantal yang menyangga tubuhnya. Bahagia dan haru masih bisa diperlihatkan Bapak yang sudah satu tahun sakit strok ringan. Ingin rasanya Sienta melihat lebih dari sekedar senyum di wajah bapaknya. Kemudian acara makan-makan pun dimulai sebagai rasa syukur.
Pemenang bukan selalu yang terbaik di antara yang lain, tapi usaha maksimal dan ikhlas dengan ketentuannya-Nya itulah pemenang sejati. Demikianlah pesan mendalam dari Almarhum Bapak untuk Sienta, putrinya. ***